Ada yang bilang bahwa usia kita bisa dilihat dari game yang dimainkan.
Kakak dan saya misalnya, sebagai
milenial tentu begitu familiar dengan game-game
keluaran SEGA, Nintendo dan PlayStation 1-2 sejak kecil. Jelang SD berakhir dan
remaja diisi dengan game-game MMORPG seperti Ragnarok Online,
Seal Online, GetAmped sampai DotA. Hingga akhirnya usia-usia remaja akhir
terpikat dengan Plant vs Zombies.
Sedangkan untuk adik saya yang
adalah generasi Z dan lahir ketika Ragnarok Online pertama kali dirilis, tentu
jauh lebih menyukai PB (Point Blank) dan berbagai game-game online smartphone sekelas FF (Free Fire), Mobile Legends
sampai PUBG.
Namun meskipun kami hidup di era game yang berbeda, saya sepakat jika ada
satu game yang begitu menemani sejak
dulu hingga kini. Sejak masih menggunakan PC dengan sistem operasi Microsoft
Windows 98 hingga kini bekerja dengan laptop Windows 11, saya tak pernah bosan
dengan Solitaire.
Bahkan bisa dibilang kalau
Solitaire adalah game paling
sederhana yang sering saya mainkan untuk mengisi waktu-waktu yang membosankan.
Solitaire adalah game PC pertama yang saya mainkan, ketika
keluarga kami memiliki perangkat komputer perdana, hadiah dari Ayah yang waktu
itu bekerja di Hong Kong.
Dengan gameplay yang begitu sederhana, tak berlebihan kalau akhirnya
disebut sebagai game sejuta umat.
Karena memang, siapa sih yang nggak bisa main Solitaire?
Solitaire di Tengah Masyarakat Eropa Abad Pertengahan
Satu hal yang cukup mengejutkan
bagi saya mengenai Solitaire ini adalah konon katanya permainan kartu ini sudah
ada sejak abad pertengahan. Kala itu sekitar abad ke-18, ditemukan sebuah game bernama Patience yang disebut-sebut sebagai cikal bakal Solitaire di
beberapa negara Eropa.
Namun di Prancis, permainan itu
justru disebut dengan Reussite alias Success, begitu pula orang-orang
Skandinavia seperti Denmark, Norwegia dan Polandia lebih memilih nama permainan
ini sebagai Kabal atau Kabala (pengetahuan rahasia).
Lantas, mana yang benar?
Tentu bakal sulit menjelaskannya
karena tidak ada bukti pasti yang terekam sejarah.
Saya mungkin lebih penasaran
dengan pendapat bahwa asal-usul Solitaire mungkin terhubung dengan ajang
meramal nasib. Seperti lazimnya masyarakat Eropa kuno di Abad Pertengahan yang
melihat nasib mereka di masa depan lewat permainan kartu.
Hanya saja rasa penasaran atas
Solitaire seolah sedikit menemukan titik temu ketika sebuah buku permainan
Jerman menyebutkannya sebagai salah satu permainan kartu di sekitar tahun 1783.
Di mana kala itu para pemain yang ingin bermain harus bergiliran alias pakai deck kartu terpisah.
Barulah kemudian banyak klaim
dari negara-negara Eropa yang menyebutkan jika Solitaire adalah permainan
turun-temurun mereka. Mulai dari klaim masyarakat Prancis jika sang diktator
Napoleon Bonaparte bermain selama pengasingannya hingga populer di seantero
Prancis pada abad ke-19, lalu Pangeran Albert hingga seluruh masyarakat Inggris
yang tergila-gila di waktu yang sama.
Tetapi sekali lagi, cikal bakal
Solitaire akhirnya terus terpelihara begitu misterius. Seolah permainan kartu
ini mendadak muncul begitu saja, seperti kagetnya kita kala memenangkan
permainan dan seluruh kartu berhamburan.
Solitaire seperti berniat mengaburkan
masa lalunya dan hanya ingin dikenang sebagai permainan kartu dari generasi ke
generasi.
Bukan Ahli Game, Solitaire Dibuat Anak Magang
Kendati asal-usulnya tidak jelas
dalam roda sejarah peradaban manusia, permainan ini seolah menemukan tempat
terbaiknya di abad ke-20 dan menjadi modern
karena dibenamkan dalam perangkat-perangkat komputer. Bahkan mengakui atau
tidak, Solitaire pernah (dan tetap masih) menjadi obat terbaik mengatasi
kebosanan di kalangan pekerja kantor.
Memang siapa yang pertama kali
memboyong Solitaire jadi permainan kartu di PC?
Mari kita berkenalan dengan Wes
Cherry.
Wes Cherry pencipta Solitaire PC |
Kalau kalian pikir Cherry adalah gamer maupun ahli pembuat video game yang bekerja di developer
game kelas dunia seperti Naughty Dog di Sony PlayStation, Ubisoft, Westwood
Studios, Rockstar Games maupun Square-Enix, maka itu salah besar.
Cherry hanyalah anak magang yang
baru bergabung di Microsoft pada tahun 1988, dua tahun sebelum akhirnya merilis
Solitaire secara resmi di sistem operasi Windows 3.0, tahun 1990-an itu.
Dalam wawancaranya dengan The
Verge, Cherry bahkan secara jujur mengaku bahwa dirinya menciptakan Solitaire
karena rasa bosan. Masih minimnya game-game
yang bisa diakses di desktop
komputer, Cherry langsung menciptakan serangkaian program berisi coding Solitaire kepada atasannya agar
para pengguna komputer terhibur.
Tanpa diduga, hasil penemuan
Cherry itu didengar sang bos besar Microsoft, Bill Gates.
Tak butuh waktu lama bagi Gates
untuk memboyong Solitaire sebagai game
resmi Windows, meskipun rupanya pria yang masih duduk di jajaran manusia
terkaya di Bumi ini merasa sulit memenangkan permainan dalam Solitaire.
Cukup menarik karena menurut
saya, Solitaire bukanlah permain yang sulit sama sekali. Dengan gameplay super sederhana, kamu tinggal
menyusun kartu dengan mekanisme drag
(tarik) atau drop (taruh) dalam
rangkaian beda warna mulai dari nilai terkecil sampai tertinggi. Jika keempat
jenis kartu sudah tersusun, kamu akan menang dan whoala, seluruh kartu berhamburan di layar PC.
Lintas Generasi, Pemain Solitaire Tembus 35 Juta Orang
Jika melihat tahun kelahirannya,
bisa dibilang Solitaire ini sebagai permainan milenial. Bersama-sama dengan
FreeCell, Chess dan Mahjong, game-game
PC itu memang pernah begitu digandrungi. Namun kini dengan era game online yang mengajak siapapun mabar (main bareng) lewat perangkat smartphone, apa kabarnya dengan game-game jadul itu?
Tenang saja. Kamu kini bahkan
bisa menikmati permainan Solitaire lewat perangkat komputer apapun sekalipun
bukan memakai sistem operasi Windows, termasuk mengaksesnya lewat smartphone.
Yap, ada plays.org yang rupanya
membawa keseruan Solitaire ke sebuah website.
main Solitaire di plays.org |
Meskipun punya motif kartu
berbeda dengan Solitaire pada perangkat Windows, gameplay yang ditawarkan masihlah sama yakni mengurutkan kartu
mulai dari AS sebagai nilai terkecil, hingga King (K) sebagai kartu bernilai
terbesar, dalam warna selang-seling.
Kalau kamu merasa bosan bermain
Solitaire, plays.org juga menyediakan game
PC jadul lainnya seperti FreeCell dan Mahjong yang punya tampilan cute dan menggemaskan.
Tak perlu diunduh dan dipasang
terlebih dulu, kamu bisa mengakses game-game
tersebut secara gratis di plays.org. Mau mengintip permainan lain? Tenang saja
kamu bisa menemukan ratusan game dari
berbagai kategori dan tentunya bisa dimainkan oleh siapapun baik anak kecil,
hingga orang dewasa.
Tentu saja apa yang ditawarkan
plays.org ini seolah memperpanjang nyawa Solitaire dan mengukuhkannya sebagai
salah satu game lintas generasi.
Tepat berusia 30 tahun pada 2020 lalu, Microsoft menyebutkan kalau Solitaire
masih dimainkan sebanyak 35 juta orang setiap bulannya, dengan 100 juta tangan
yang berkutat setiap harinya di seluruh dunia.
Sebuah fakta yang mengejutkan,
bukan?
Jadi, apakah kamu sudah bermain
Solitaire hari ini?
0 Comments