Sebelum saya memulai review SQUID GAME, saya ingin mengajak kalian melintasi memori di masa kecil dulu.
Ingatkah kalian betapa menyenangkannya bermain petak umpet, bola bekel, gundu, tali karet, gobak sodor atau congklak dengan teman sebaya? Mau dimainkan saat jam-jam olahraga, sepulang sekolah, ketika libur di lapangan dekat rumah atau sebelum waktu mengaji tiba, kenangan permainan tradisional itu memang sulit terlupa bahkan tak bisa dibandingkan dengan game-game online masa kini.
Membayangkan melakukan permainan tersebut di usia
dewasa tentu bakal terdengar sangat childish
dan terkesan memalukan.
Namun bagaimana jadinya kalau kita diajak melakukan
berbagai permainan bocah itu demi memperoleh hadiah miliaran Rupiah?
Rasa-rasanya akan banyak orang dewasa yang sangat
tertarik dan berbondong-bondong mendaftar.
Tapi kalau pilihannya hanyalah menjadi pemenang atau
nyawa melayang, apakah kalian masih tertarik melakukannya?
Premis mengerikan itulah yang ditawarkan dalam Korean series terbaru yang tayang di
Netflix pada bulan September 2021 ini, SQUID
GAME.
Sinopsis ‘SQUID GAME’
Terbentang sebanyak sembilan episode yang dirilis langsung oleh Netflix sejak 17 September lalu,
review SQUID GAME fokus pada kehidupan Seong Gi Hun (Lee Jung Jae).
Sebagai tipikal manusia yang gagal menjalani hidupnya, Gi Hun memang memenuhi
berbagai penderitaan laki-laki dewasa.
Setelah bercerai dari istrinya (Kang Mal Geum) dan
kehilangan hak asuh putri semata wayangnya, Seong Ga Yeong (Jo A In), Gi Hun
hanya hidup berdua dengan Ibunya (Kim Young Ok). Terjerat hutang ratusan juta won
karena gagal mengembangkan bisnis usai dipecat dari pekerjaan 10 tahun lalu, Gi
Hun menghabiskan hari dengan kecanduan judi pacuan kuda.
Sialnya saat dia memenangkan taruhan, uang itu justru
dicuri oleh gadis imigran Korea Utara, Kang Sae Byeok (Jung Ho Yeon). Gi Hun
pun berakhir dijejar-kejar rentenir yang mengancam akan mengambil ginjalnya.
Dalam kondisi di ujung tanduk itulah, dia bertemu dengan Suit Man (Gong Yoo) yang mengajaknya bermain ddakji.
Gong Yoo sang Suit Man saat bertemu Gi Hun |
Sempat kalah dan jadi sasaran tamparan, Gi Hun
berhasil menang. Di waktu itu pula, Suit
Man memberikan kartu emas dengan logo lingkaran, segitiga dan persegi pada
Gi Hun, sebagai undangan untuk terlibat dalam sebuah permainan yang akan
mengubah hidupnya.
Mengira penipuan, Gi Hun akhirnya menghubungi nomor telepon
di balik kartu emas itu dan menyetujui ajakan bermain Suit Man. Gi Hun lalu dijemput mobil misterius, pingsan dan bangun
di sebuah ruangan besar dengan jaket berwarna hijau bertuliskan angka 456 yang
dia kenakan. Di tempat asing itu, Gi Hun sempat emosi saat berjumpa lagi dengan
Sae Byeok pemain nomor 067, serta cukup kaget akan kehadiran teman masa
kecilnya, Cho Sang Woo (Park Hae Soo) yang memperoleh nomor 218.
Gi Hun menatap Sang Woo dengan penuh emosi |
Ternyata orang-orang yang hadir di permainan itu
adalah sekelompok orang dengan masalah finansial seperti dirinya. Mereka semua
harus menyelesaikan enam jenis permainan yang mana jika berhasil menang, akan
berhasil membawa uang 45,6 miliar won.
Di tempat sama sekali tidak dia ketahui itu, Gi Hun
berkenalan dengan orang-orang malang yang kepepet
lainnya. Mulai dari gangster Jang Deok Soo (Heo Sung Tae) pemain nomor 101, kakek Oh
Il Nam (Oh Yeong Su) pemain nomor 001 yang menderita tumor otak dan menanti
mati, perempuan manipulatif bernomor 212 bernama Han Mi Nyeo (Kim Joo Ryoung)
dan pekerja migran asal Pakistan yang tidak digaji berbulan-bulan yakni Abdul
Ali (Tripathi Anupam) si nomor 199.
Disangka hanya permainan biasa, mereka semua langsung shock berat saat tahu permainan pertama Mugunghwa Kkoci Pieot Seumnida atau Lampu Merah Lampu Hijau Korea berubah
jadi sebuah survival game kematian.
Karena pemain yang terdeteksi bergerak saat kepala patung berbalik, langsung
ditembak hingga tewas.
sang patung laknat di permainan pertama 'SQUID GAME' |
Dalam waktu sekejap, hanya tinggal setengah dari
jumlah peserta yang selamat bahkan Gi Hun hampir saja tewas jika tidak
diselamatkan Ali. Merasa permainannya terlalu mengerikan, setengah peserta yang
tersisa sepakat untuk menghentikan kematian dan kembali ke tempat asal mereka.
Namun karena mereka semua adalah orang-orang yang memiliki banyak hutang,
mereka pun tak berdaya dan tak punya pilihan selain kembali ke arena.
Perjalanan kembali ke arena ternyata tanpa disadari
dibuntuti oleh seorang polisi muda bernama Hwang Jun Ho (Wi Ha Joon) yang
mencari keberadaan kakaknya, Hwang In Ho. In Ho dilaporkan hilang tak berbekas
dan cuma meninggalkan kotak berisi kartu emas undangan para peserta survival game.
Empat game
berturut-turut pun dimainkan oleh peserta mulai dari dalgona/ppogi, tarik tambang, kelereng dan menyeberangi pijakan
kaca. Bukannya makin mudah, permainan justru makin brutal dan membuat peserta
terus berkurang entah karena tewas ditembak lantaran gagal dalam permainan,
atau dibunuh oleh peserta lain maupun Front
Man (Lee Byung Hun), sang pemimpin arena maut tersebut.
Sebuah nasib yang dialami oleh Byeong Ki (Yu Seong Ju)
si pemain nomor 111 sekaligus dokter yang menyelundupkan organ ilegal jenazah
para pemain, serta beraksi curang dengan beberapa staff. Kecurangannya itu membuat Front Man murka.
mayat-mayat pemain disingkirkan dari area |
Permainan kelereng bisa dibilang yang paling
mempertanyakan moral para pemain, karena saat harus dipasangkan itulah, mereka
wajib jadi pemenang atau gagal jadi yang tewas ditembak. Hal pilu inilah yang
dialami Ali karena dirinya dikhianati oleh Sang Woo, kakek Il Nam yang rela dikelabui oleh Gi Hun, hingga bagaimana Ji Young (Lee Yoo Mi),
pemain nomor 240 yang mengalah demi Sae Byeok.
Di lain pihak, Jun Ho yang menyamar jadi salah satu staff permainan dan menyelinap ke ruang
rahasia Front Man mengetahui fakta
bahwa survival game ala neraka ini
sudah berlangsung selama 30 tahun. Di mana kakaknya In Ho, adalah pemenang pada
tahun 2015.
Berusaha kabur dari kejaran Front Man, Jun Ho pun menyelam menyeberangi pulau ke pulau lain.
Masih dalam usaha mengirimkan bukti-bukti permainan keji itu, Front Man berhasil memojokkan Jun Ho.
Betapa kagetnya Jun Ho saat Front Man
membuka topengnya, ternyata sosok itu adalah In Ho yang kemudian menembaknya
hingga jatuh dari jurang dan lenyap ditelan lautan.
Jun Ho - In Ho, adik kakak dengan nasib berbeda |
Dari 16 orang yang tersisa di permainan
kelima menyeberangi jembatan kaca, hanya tiga orang yang berhasil lolos ke partai puncak yakni Sang Woo, Sae Byeok dan Gi Hun
karena berada di tiga urutan terakhir yang menyeberang. Namun malang saat kaca-kaca
itu meledak, ada bilah kaca tajam yang menembus perut Sae Byeok. Di malam
sebelum permainan puncak yakni Squid Game,
Sae Byeok yang dalam kondisi kritis justru tewas dibunuh oleh Sang Woo padahal
Gi Hun berusaha mencari pertolongan.
Sang Woo - Gi Hun - Sae Byeok, tiga orang peserta terakhir |
Bagi Gi Hun dan Sang Woo, game cumi-cumi bukanlah hal asing bagi mereka. Permainan mirip gobak sodor ini sudah mereka mainkan sedari kecil. Kali ini di arena permainan terakhir, Gi Hun berperan sebagai penyerang dan Sang Woo menjadi pihak bertahan. Tak ada lagi keraguan dalam diri Gi Hun karena dia sadar kalau Sang Woo sudah berubah.
Sang Woo yang dikenal sebagai pria cerdas alumni Universitas Nasional Seoul
sekaligus ketuatim investasi di perusahaan sekuritas itu, seolah gelap mata dan
rela melakukan hal keji demi memperoleh uang.
Dan di bawah guyuran hujan deras sambil disaksikan
para tamu VIP, Gi Hun pun berhasil mengalahkan Sang Woo dalam duel hidup mati.
Melihat Sang Woo yang terlentang tak berdaya, Gi Hun mengurungkan niat untuk
mengklaim kemenangan dan memilih mengajukan penghentian permainan sesuai pasal
tiga dalam kontrak.
Namun Sang Woo justru bertindak nekat dengan menusuk sendiri lehernya hingga tewas. Dalam kondisi bersimbah darah, Sang Woo sempat meminta Gi Hun untuk menjaga Ibunya (Park Hye Jin). Gi Hun pun kembali ke tempat tinggalnya sebagai pemenang, sekaligus memperoleh kartu kredit bernilai 45,6 miliar won.
Dalam kondisi penderitaan yang luar biasa karena melihat
sahabatnya tewas di depan mata dan banyak rekan-rekan seperjuangan gugur, Gi
Hun kembali harus menghadapi fakta kalau Ibunya sudah meninggal dunia saat dia
pulang lantaran terlambat dioperasi.
Kehilangan demi kehilangan yang dialami Gi Hun membuat
mentalnya hancur. Dia bahkan menghabiskan 12 bulan kehidupannya ke depan tanpa
menyentuh sepeserpun uang kemenangannya itu, dan malah jadi gelandangan. Hingga
di suatu malam, Gi Hun memperoleh kartu emas kembali yang mengundangnya ke
sebuah hotel. Betapa kagetnya Gi Hun saat sampai di ruangan hotel itu, dia
menemukan kakek Il Nam yang seharusnya sudah tewas di permainan kelereng
setahun lalu, tengah terbaring di ranjang.
Gi Hun pun langsung murka saat menyadari jika kakek Il
Nam lah otak di balik arena permainan maut yang dia datangi. Il Nam yang luar
biasa kaya itu merasa hidupnya jenuh dan akhirnya menemukan gairah untuk hidup
saat kembali melakukan permainan-permainan tradisional yang pernah dia lakukan
waktu kecil. Dia pun sangat bangga dengan Gi Hun yang memperlakukannya bak
seorang manusia setara, dan bisa bertemu temannya itu sebelum menghembuskan
napas terakhir.
Setelah kematian Il Nam, Gi Hun pun bertekad untuk
berubah dan menjalani hidup baru. Dia menjemput adik Sae Byeok, Kang Cheol
(Park Si Wan) di panti asuhan untuk hidup bersama Ibu Sang Woo yang sama-sama
kehilangan. Sebelum pergi, Gi Hun meninggalkan sekoper penuh uang miliaran won
kepada Ibu Sang Woo dan Cheol.
Gi Hun memutuskan pergi ke Amerika untuk menemui Ga
Yeong yang menetap di sana, bersama Ibunya, Ayah tiri (Jang Jae Kwon) serta
adik tirinya (Pyo Dong Jun). Namun saat di bandara, rencana itu batal karena Gi
Hun melihat Suit Man tengah bermain ddakji dengan orang asing. Enggan orang
itu bernasib sama sepertinya, Gi Hun langsung menelepon nomor di kartu emas itu
dan diangkat oleh Front Man.
Tidak peduli pada ancaman Front Man, Gi Hun justru balik menggertak kalau dia akan
menghentikan permainan kematian itu bagaimanapun caranya.
Review ‘SQUID GAME’ Netflix
Menurut Saya
Dengan durasi masing-masing episode sepanjang 32-63 menit, saya hanya butuh waktu sehari saja
untuk melahap sembilan episode SQUID GAME.
Series yang ditulis dan diarahkan
oleh Hwang Dong Hyuk ini memang sudah begitu saya nantikan sejak Netflix
merilis trailernya, dan menjadi salah satu tontonan wajib pada tahun 2021 ini.
Dari sinopsis di atas, menulis SQUID GAME review memang tidak menjadi sebuah pekerjaan yang
menyulitkan. Mengusung genre
action-adventure, suspense, survival dan drama, series ini memang jadi pilihan terbaik untuk mengisi waktu
ketika HOSPITAL PLAYLIST season 2 (2021) berakhir.
Lewat premis yang sudah saya sebutkan di awal, SQUID GAME mau tak mau mengingatkan saya pada ALICE IN BORDERLAND (2020). Serial Jepang besutan Netflix yang sudah saya tonton dan saya sukai itu juga mengusung survival game dengan protagonis laki-laki yang berstatus loser di kehidupan sehari-harinya.
cuplikan adegan 'ALICE IN BORDERLAND' |
Berbeda dengan SQUID
GAME, ALICE IN BORDERLAND memiliki
distopia yang lebih luas dengan Shibuya yang menjelma jadi kota mati. Saya ikut
merasakan betul ketegangan yang dialami Ryohei Arisu (Kento Yamazaki) dan
kawan-kawan dalam memecahkan misteri yang ada. Menggunakan petunjuk berupa
kartu remi dengan simbol dan makna berbeda-beda, level demi level permainan di
Borderland benar-benar menguras otak.
Hanya saja ALICE
IN BORDERLAND justru tampak sedikit kedodoran jelang akhir kisah karena
berbagai problematika begitu tumpang tindih dan makin meluas pada setiap
karakternya. Sedangkan SQUID GAME
justru sebaliknya, pace yang lambat
terasa dalam episode-episode awal dan
ketegangan mulai terbangun sejak memasuki permainan kedua.
Konflik mulai terasa antar pemain, mempertanyakan
moral dan kesalahan untuk tidak terlalu percaya pada orang yang baru dikenal.
Begitu pula bagaimana aksi Byeong Ki yang nekat menyelundupkan organ manusia
ilegal, seolah membenarkan bahwa dalam kondisi chaos sekalipun, tetap ada manusia-manusia bajingan yang mencari
keuntungan untuk dirinya sendiri.
kakek Il Nam dan Gi Hun di area permainan kelereng |
Saya mulai terpikat dengan Gi Hun sebagai protagonis
utama ketika dirinya masih mampu mempertahankan sisi humanisme dalam situasi
amoral di hadapannya. Sebuah kontradiktif yang begitu tajam, karena
bagaimanapun juga dirinya selamat berkat nyawa-nyawa pemain lain yang melayang.
Melakukan atau tidak, Gi Hun yang diam melihat orang lain tewas dan berbahagia
atas kemenangannya bukanlah ksatria berkuda putih yang selalu hadir di sisi
benar saja.
Gi Hun mungkin tidak sekuat Deok Soo, setangkas Sae
Byeok, semanipulatif Mi Nyeo atau selicik Sang Woo, tapi dia berhasil meraih
kemenangan berkat usahanya sendiri. Sekali lagi membuktikan betapa fleksibelnya
film pada nasib protagonis yang berkali-kali di ujung tanduk.
SQUID GAME juga menguatkan kesan bahwa mereka yang tua bukanlah berarti tidak tahu
apa-apa. Orang tua adalah sosok-sosok yang kaya akan pengalaman dan itu
merupakan aset yang bisa saja membuat mereka mengalahkan anak-anak muda. Sebuah
movement yang dengan apik dieksekusi
oleh kakek Il Nam saat membawa timnya (termasuk Gi Hun), menang dalam permainan
ketiga, tarik tambang.
Kalau boleh memilih mana episode yang paling membuat saya shock mungkin itu adalah episode
keenam. Bertajuk Gganbu, epsiode ini sukses membuat saya sadar
bahwa memang sebaiknya kita tidak boleh percaya mentah-mentah pada orang lain. Sebaik apapun
orang itu terlihat, manusia hanyalah makhluk lemah yang jika dihadapkan pada
kematian, jiwa-jiwa patriotik itu seolah menguap begitu saja.
Ali, pemain dengan nasib paling mengenaskan |
Saya sangatlah pilu melihat bagaimana hidup Ali berakhir
di permainan. Sebuah kepedihan saat kita akhirnya dikhianati oleh orang yang
benar-benar dipercaya. Ali adalah korban kapitalisme sesungguhnya. Dia hanya
ingin hidup bahagia dengan istri dan anaknya di tanah asing, tapi bahkan Korea
Selatan yang dianggap banyak orang sebagai tanah impian, turut menertawakan
nasibnya.
Bukan hanya merasa tak adil akan nasib Ali yang
benar-benar mengenaskan, karakter lain yang mencuri perhatian adalah Ji Yeong.
Ji Yeong merupakan gambaran nyata bagaimana malangnya nasib mantan narapidana pembunuhan,
selalu tidak diterima oleh lingkungan sekalipun aksi pembunuhan itu mereka
lakukan demi melindungi diri.
Tak ada yang sibuk bersedih untuk Ji Yeong selain kita para penonton yang dihadapkan pada dilema, bahwa mereka yang memiliki orang lain di luar sana, jauh lebih berhak hidup daripada yang sebatang kara.
Ji Yeong menatap Sae Byeok saat permainan kelereng |
Dan akhirnya genangan air mata itupun berujung pada kakek Il Nam. Peserta nomor 001 yang digambarkan paling lemah, penderita demensia, tak punya keluarga dan hanya menanti mati ini mengingatkan betul pada almarhum kakek saya. Kakek di masa hidupnya selalu bercerita lewat tatapan mata lemahnya, bagaimana dia dan teman-teman sebayanya dulu menghabiskan waktu. Betapa bangganya akan masa muda yang tak ada seorang pun ingat, karena dunia sudah berputar terlalu cepat di sekitarnya.
Seperti banyaknya kisah-kisah yang baik harus
menang, SQUID GAME juga setia terus
memuja kemujuran Gi Hun. Saya tak ada masalah dengan itu karena rasa-rasanya
dari seluruh karakter di arena, hanya Gi Hun yang paling terlihat humanis.
Sebuah harapan bahwa masih ada manusia-manusia baik di luar sana, sekalipun
hidup dalam kondisi yang begitu terpuruk.
Hanya saja dalam review
SQUID GAME ini, saya cukup menyayangkan bagaimana sutradara Dong Hyuk
membungkus permainan pamungkas antara Gi Hun dan Sang Woo. Permainan cumi-cumi
yang sudah diperlihatkan di awal episode
sebagai game favorit dua sahabat
kecil itu justru terlihat anti-klimaks. Gi Hun memang begitu superior di
permainan terakhir itu, tapi squid game
justru menjadi biasa saja bahkan jika dibandingkan dengan kacaunya kondisi
dalam permainan lampu merah lampu hijau, tarik tambang maupun kelereng
sekalipun.
desain game cumi-cumi yang dimainkan Gi Hun - Sang Woo |
Jika saya harus berduel hidup mati dengan sahabat
kecil saya dalam permainan gobak sodor yang sering kami mainkan waktu jam
istirahat di SD dulu misalnya, tentu akan ada pergulatan batin yang begitu kuat
di sana. Keinginan besar untuk menang tak hanya luapan dendam, tapi dengan
kenangan masa lalu yang menyenangkan akan membuat saya luar biasa emosional.
Namun itu semua seolah tidak terlalu tampak dari diri Gi Hun, bahkan Sang Woo
sekalipun dalam final battle mereka
berdua.
Sementara dari jajaran SQUID GAME cast, Jung Ho Yeon sangat cocok dianggap sebagai sang scene stealer. Karakter Sae Byeok yang seolah sudah melewati gerbang neraka sebelum tiba di arena permainan, mampu diemban dengan apik. Duet menyebalkan (sekaligus menjijikkan) yang diperlihatkan Sung Tae dan Joo Ryung pun sukses membuat saya menantikan kapan kedua tokoh itu akan tewas.
Terakhir jangan lupakan trio aktor tampan Gong Yoo - Byung Hun dan Ha Joon mampu menambah kaya konflik dalam SQUID GAME, lewat masalah karakter mereka. Bahkan sekalipun nama pertama hanya muncul selama total lima menit saja sepanjang film.
Sukses Besar, ‘SQUID GAME’
Season 2 Bakal Dibuat?
Dengan ending
SQUID GAME yang masih menimbulkan banyak pertanyaan seperti apa yang bakal
dilakukan Gi Hun selanjutnya, apakah In Ho si Front Man benar-benar membunuh Jun Ho, apakah Jun Ho yang jatuh ke
laut sungguh tewas, bagaimana nasib file
foto dan video yang dikirimkan Jun Ho ke rekan kepolisiannya, tentu membuat series ini berpotensi berlanjut.
Meskipun Netflix belum memberikan kepastian seperti ALICE IN BORDERLAND yang sudah melakukan
pra-produksi musim berikutnya, SQUID GAME
season 2 memiliki potensi besar untuk digarap. Apalagi baru-baru ini dilaporkan
jika SQUID GAME berhasil memecahkan
rekor dan jadi drama Korea nomor satu di Netflix Amerika Serikat.
Kendati terdengar sukses dan sangat wajib untuk kalian
tonton, SQUID GAME tak selamanya
dikelilingi oleh pujian. Bahkan menurut saya, series ini benar-benar memiliki beberapa kemiripan dengan film
Jepang, AS THE GODS WILL (2014).
Salah satunya adalah permainan pertama dengan subyek utama patung atau boneka, yang
melakukan pembunuhan terhadap peserta yang gagal.
adegan film 'AS THE GODS WILL' |
Begitu pula dengan vibes
yang diusung dalam permainan tarik tambang, SQUID
GAME dan AS THE GODS WILL seolah
tampak saling bersinggungan. Hanya saja lagi-lagi karena genre deathly survival game lewat permainan tradisional yang sama-sama diusung, membuat kedua jenis karya berbeda ini begitu mirip.
Lantas bagaimana jika dibandingkan dengan BATTLE ROYALE (2000) atau HUNGER GAMES (2012) yang sama-sama
menawarkan kisah permainan mematikan dan jadi orang terakhir yang bertahan
hidup?
adegan film 'HUNGER GAMES' |
Tema besar survival game-nya memang sama. Namun SQUID GAME
hadir jauh lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari saat ini, apalagi para
pesertanya adalah sukarelawan, bukan sekelompok anak yang dipaksa. Series ini hadir begitu relevan di zaman
yang serba sulit dalam hal ekonomi seperti sekarang. Ada banyak orang yang
bersedia melakukan berbagai cara demi melunasi hutang dan menikmati hidupnya
lagi, sekalipun itu harus mempertaruhkan nyawa.
Akhir kata dalam review
SQUID GAME kali ini, saya rasa proyek yang diproduksi Siren Pictures Inc
ini memang menawarkan kekurangan dan keunggulan tersendiri. Meskipun begitu
saya cukup percaya diri mengatakan bahwa SQUID
GAME berhasil mengikuti jejak D.P
(2021) dan MOVE TO HEAVEN (2021) sebagai
salah satu original Korean series by
Netflix terbaik di tahun ini.
Serem tapi pengen nonton. Btw hunger games juga gini yaaa, mirip. Kalau alice in borderland aku blm nonton.
BalasHapusAslinya kmrn males karena pasti ada adegan berdarah2nya tapi baca pesan moral dari squid game ini jadi pengen nonton jugaaa
Seninya sekilas mirip hunger game ya. Tapi kalau versi korea gini kayaknya wajib di tonton nih.
BalasHapusPenasaran banget deh. Harus berlangganan dulu nih netflix.
Ini semacam jumanji ya. Beuh seru banget keknya.
BalasHapusbeda jauh kak. Kalau Jumanji board/video game, ini survival game di dunia nyata
HapusSaya paling seneng kalau filmnya genre seperti ini..menantang, bikin deg degan. Cuzz lah buka netflix
BalasHapusAku baru mau mulai nonton nih malam ini di netflix
BalasHapuswaaa keren nih kayanya, penasaran mau nontonnn :) makasih mba reviewnya :)
BalasHapusSemua tuh yah kalau udah berhadapan dengan ekonomi, finansial, jadi blank. Kaya semua aja ayo deh dilakuin. Emang sebuah pilihan juga pasti semua yang ikut dihadapkan dengan masalah yang sama. Awalnya kayanya males banget mau nonton. Serem gitu. Masa iya permainan tradisional yang kental dengan budaya, canda tawa anak-anak bisa jadi semenyeramkan ini dengan bersimbah darah. Ngga tega akutu. Tapi tiap baca rvw kamu, pasti jadi penasaran pengen lihat versi aku.
BalasHapusWih keren-keren filmnya. Ini mirip money game/pie game di webtoon gak sih? Orang-orang berkumpul untuk bertanding gitu juga mendapatkan hadiah
BalasHapusBeda sih kak Tri. Kalau Money Game setahuku peserta di studio selama 100 hari dan dikasih uang untuk berbelanja kebutuhan nggak sih? Kalau Squid Game ini survival game. Mereka datang demi mendapat uang dan harus jadi orang terakhir yang bertahan hidup karena lainnya tewas
Hapusgenre movie survival rasanya memang seru kalo ditonton yaa.. jadi pengen neglist lebih banyak survival movie deh, haha..
HapusHey, Arai!
BalasHapusJadi ini toh film yg lagi viral itu.. baru tau aku kalo patung itu ternyata simbol dari kelaknatan squid game yang pertama, hihi..
Jadi penasaran nih pengen nonton aku tuh.. keknya seru.
BalasHapusLagi trending topic ya squid game ini yaa.. putri saya juga ngikutin, cuma saya agak serem lihatnya lebih suka drakor yang lebih ke arah menghibur saja hehee
Sejenis ama hubger games emang ya mba, sama yang Jepang punya tapi masing-masing seru dan menegangkan. Penonton gak dikasih napas. Aku juga udah kelar nih hahaha gemes sama pak tua nya.
BalasHapusAduh, berdarah-darah gitu, serem ga sih? Aku nonton sih Hunger Games. Ini Squid Game kayaknya lebih seru. Sejatinya aku belum pernah nonton nih film Korea. Bisa dicoba apa ya...Makasih reviewnya lengkap banget...
BalasHapusJujur saya masih maju mundur buat nonton squid game ini. Membaca ulasan kak Arai jadi penasaran. Soalnya saya kangen sama cerita seperti hunger games, nanti coba kita meluncur mencoba 1 episode
BalasHapusSquid game ini agak mirip2 yah dengan alur cerita film barat yg pnh aq nton, tp lupa judulnya. Sy blm nton drakor ini tp teasernya bxk banget bermunculan di tiktok
BalasHapusPernah lihat di thriller nya kalau ga salah ..dari ceritanya keren sih ya tapi ngeri juga ada darah2 nya gitu..paling takut lihat adegan yg ada darahnya heuheu
BalasHapusFilmnya menegangkan ya kak, aku bacanya juga terbawa tegas sekaligus membayangkan nya di posisi itu huhuhu sepertinya film ini trending ya kak, temen2ku buat status tentang film tsb yg bagian tarik tambang menegangkan
BalasHapusAku udah nonton nih dan marathon lagi nontonnya. Seru juga sih walau endingnya kurang greget ya mba. Mudahan deh ada sekuel 2 nya (ngarep)
BalasHapusBtw, pemeran sae byeok sekarang jadi artis korea dgn follower terbanyak lho, song hye kyo aja kalah. Tp emang keren aktingnya, padahal ini debut pertamanya di drama
BalasHapusFilm Korea yang viral ini ya, padahal bisa dibilang ngeri juga ya, tapi saking banyak yang bahas, jadi bikin penasaran untuk nonton juga ya Kak. Filmnya bisa ditarik hikmah juga ya, relevan sama hidup jaman sekarang, kalau bayangin hidup itu ya jadi seperti permainan, kalau yang dikejar cuma dunia aja ya bisa sampai sikut-sikutan dan berdarah-darah buat jadi pemenang dan dapatkan dunia
BalasHapus